Bau sang malam temani ceritaku bersama dia. Yah dia Anis temanku, tempat dimana aku bertukar cerita dan inspirasi bersmanya. Kami berdua seakan bercengkram, bertatap muka dengan sang langit bercrita tentang angan, berandai-andai, dan bermimpi tentang sejuta harapan dan mimpi tanpa berfikir sakit di rasakan tatkala mimpi dan harapan tak terwujud. entahlah kami bodoh atau apa yang mempunyai segudang mimpi yang terus kami bincangkan sampai saat ini." Nis ?" " Yah ?"
" andai kita udah gede yah trus udah punya uang mungkin kita udah nyimtain ruangan yg penuh dengan aroma seni yaitu sanggar kita" kataku penuh harapan.
"Iyah mif gua jg ngarep.y gitu ko', kita ngga' boleh cuman mimipin ini mif". Tengok.y anis dengan tatapannya penuh harap. (Sebagian teks novel)
By, TS